Sabtu, 20 Maret 2010


Indonesia merupakan tempat pemakaman Hitler

VIVAnews – Enton Supriyatna, wartawan Harian Pikiran Rakyat, pernah mewawancarai Sosrohusodo — dokter yang mengungkap kemungkinan Hitler hidup di Indonesia sebagai dr Poch.

“Selain meyakini dari fisik Poch, Sosrohusodo juga mendengar cerita-cerita dari penduduk setempat saat dia bertugas di Kapal Hope di Sumbawa Besar,” kata Enton kepada VIVAnews, Kamis 25 Februari 2010 malam.

Apa yang didengar Sosrohusodo dari penduduk? “Tentang jalur pelarian. Penduduk melihat kapal selam berbentuk bulat merapat. Beberapa orang ke luar dari kapal itu,” cerita Enton. Namun, hingga meninggal, Sosro tak sempat membuktikan cerita itu.

Versi lain pelarian Hitler dengan kapal selam juga diyakini di Argentina. Laman Salisburypost, 30 Agustus 1999 mengutip artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, yang memberitakan Hitler dan Eva Braun terlihat di Argentina.

Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times — Hitler dan Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di Patagonia.

Sementara, jurnalis Argentina sekaligus pengarang buku ‘Bariloche Nazi’, Abel Basti bahkan meyakini Hitler tewas di Argentina pada 1960.“Selain meyakini dari fisik Poch, Sosrohusodo juga mendengar cerita-cerita dari penduduk setempat saat dia bertugas di Kapal Hope di Sumbawa Besar,” kata Enton kepada VIVAnews, Kamis 25 Februari 2010 malam.

Apa yang didengar Sosrohusodo dari penduduk? “Tentang jalur pelarian. Penduduk melihat kapal selam berbentuk bulat merapat. Beberapa orang ke luar dari kapal itu,” cerita Enton. Namun, hingga meninggal, Sosro tak sempat membuktikan cerita itu.

Versi lain pelarian Hitler dengan kapal selam juga diyakini di Argentina. Laman Salisburypost, 30 Agustus 1999 mengutip artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, yang memberitakan Hitler dan Eva Braun terlihat di Argentina.

Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times — Hitler dan Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di Patagonia.

Sementara, jurnalis Argentina sekaligus pengarang buku ‘Bariloche Nazi’, Abel Basti bahkan meyakini Hitler tewas di Argentina pada 1960.

Basti mengklaim Hitler melarikan diri dari Jerman menggunakan kapal selam. Bersama belahan jiwanya, Eva Braun, Hitler diyakini menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kota bernama Bariloche. Basti mendasarkan klaimnya atas keterangan beberapa saksi.

***
Sosrohusodo mengaku pernah berjumpa langsung dengan dr Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.

Yang membuat Sosro yakin Poch adalah Hitler — dokter tersebut tak bisa berjalan normal — dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.

Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.

Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya — yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.

Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.

Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler.

Keyakinannya bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.

Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. “Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf.”

Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.

Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) — yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman.

Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi.

“Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing,” kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana.

Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali.”

Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya ‘Dolf’, yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.

http://tyocentaury.wordpress.com/2010/03/14/hitler-meninggal-di-indonesia/#more-168


1 komentar:

Anonim mengatakan...

klo beneran tuh hiltler bgus dong..
gg nyangka hiltler ada di indo,.

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda :)

Komentar